13 Sep 2018
Bluprin bersama Indonesia Young Architect (IYA) dan TOSTEM by LIXIL menyelenggarakan Diskusi dan Pameran bertajuk Rumah 100 m2 di HOMEDEC, ICE-BSD, Tangerang. Dipandu oleh Andesita Oki salah satu founder IYA, diskusi ini kembali membedah tentang rumah 100 m2, sebuah tema yang menjadi TOR Sayembara Rumah 1 Are di Bali tahun 2017 lalu.
Diskusi kali ini menghadirkan tiga arsitek yang juga ikut dalam Sayembara Rumah 1 Are yaitu Widi Adnyana dari Somia Design, Hendra Irwanto dari Platform Architects, Jessica Auditama dari J+A Design, dan satu arsitek senior Ario Andito dari Studio SA_e.
Komunitas Indonesian Young Architect (IYA) yang berbasis di Bali, mengangkat tema rumah 100 m2 (atau biasa disebut 1 are di Bali) sebagai skala metric untuk keperluan ukuran dan atau jual beli tanah sehingga rumah 100 m2 dianggap dapat dijadikan acuan kebutuhan rumah tinggal masa depan. Terdapat 5 skenario penghuni rumah 100 m2 dan tiga lokasi lahan yang dihadirkan dalam pameran ini.
Lima skenario kondisi rumah di antaranya:
Widiadnyana saat mempresentasikan tentang Rumah 1 Are
Pada diskusi kali ini Widi Adnyana dari Somia Design menjelaskan usulan desainnya dengan scenario kondisi nomor 5 yang diberi nama Genah Ksukertaan. Rumah ini mempunya 3 level ketinggian lantai dan menciptakan ruang komunal karena terdapat 3 generasi penghuni di rumah ini. Diharapkan para penghuni rumah dapat berkumpul di ruang ini. Widi juga menggunakan atas limasan, material lokal bali dan mengadaptasi bentuk ornament bali untuk pembentuk fasad rumah dengan lahan 5 x 20 meter ini.
Pada Pameran Rumah 100 m2 ini menampilkan 38 karya terbaik dan 15 maket dari 100 Peserta Sayembara Rumah 1 Are. Peserta sayembara adalah para arsitek dan pelaku desain se-Indonesia. Arsitek-arsitek inilah yang diharap semakin kreatif dalam menghadapi beberapa kondisi yang ada, baik berupa keterbatasan lahan, aturan-aturan daerah setempat serta kondisi calon penghuni rumah, siapa mereka, pekerjaan mereka dan jumlah keluarga. Tidak hanya fungsional tetapi juga menyisipkan unsur keindahan di dalamnya.
Adanya Diskusi dan Pameran Rumah 100 m2 ini diharapkan menghadirkan karya arsitektur rumah yang dapat menginspirasi publik serta memberikan wawasan baru bagi arsitek muda Indonesia. Bahwa keterbatasan akan lahan tidak menjadi hambatan untuk terus mengeksplorasi ide-ide yang solutif.